Tentang Sanggar Mitra Sabda

Foto saya
PROFIL Sanggar Mitra Sabda adalah sebuah Lembaga Swadaya Gerejawi, Mitra Gereja/ Lembaga bagi pemulihan relasi dengan Allah; dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan lingkungannya.

Jumat, 27 September 2013

Renungan, Jumat 27 September 2013


Mempertahankan Ajaran


Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi- Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi
(Amsal 3:12).

Baca: Amsal 3:12

Allah memberikan ajaran “seperti ayah kepada anaknya”. Bedanya, sang ayah duniawi setiap hari, setiap saat bisa “mencereweti” anaknya kalau si anak bebal dan bandel, sementara Allah Bapa, sebaliknya yang terjadi, kita sebagai anak-anak-Nya yang mencereweti Dia. Bukankah kita menemui Dia hanya kalau kita minta berkat- Nya saja, atau saat kita “kepepet”, seperti sopir butuh ban serep hanya kalau pas “kebanan” (ban meletus di tengah perjalanan).

Jadi, jangankan mempertahankan firman atau ajaran Tuhan, ajaran firman Tuhan itu sendiri kurang kita hayati.
Kebanyakan kita saat mencoba menghayati firman atau ajaran Tuhan berhenti sampai pada “faham (mengerti)” bahkan ada yang sedemikian faham sampai rela berdebat, adu pendapat sampai derajat fanatisme tingkat tinggi.

Mari sekarang kita belajar memahami firman dengan dimensi sedikit berbeda: bukan berhenti pada pemahaman firman, seperti yang dinampakkan dalam istilahnya: “Pemahaman Alkitab” (PA), melainkan dilanjutkan sampai pada “apa yang Yesus kehendaki aku perbuat hari ini”.

Barangkali tindakan konkrit berikut ini dapat membantu Anda.
Ketika Anda membaca Alkitab, mengikuti PA, mendengarkan atau menyimak sebuah khotbah atau renungan, bawalah setidaknya notes kecil, kemudian di akhir khotbah, cobalah melanjutkan penghayatan Anda dengan menuliskan satu kalimat yang menjawab pertanyaan tadi: “Apa yang dikehendaki Yesus aku lakukan hari ini?”
Kemudian mulailah menjalankannya, hari itu. Dengan demikian Anda akan mempertahankan ajaran dan memancarkan terang-Nya.

-Yahya Wardoyo-

Apa yang dikehendaki Yesus aku lakukan hari ini?

Senin, 23 September 2013

Renungan 23 September 2013

Anak Terang

… Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran
(Efesus 5:8-9).

Baca: Efesus 5:1-21

Saya teringat pada sebuah nyanyian anak Sekolah Minggu yang liriknya sebagai berikut: “Aku anak terang, tugasku memberi terang. Aku anak terang, Tuhan yang jadikanku. Terang di rumah, terang di sekolah, Terang di gereja, kemanapun ku pergi…”

Hidup sebagai anak-anak terang adalah hal yang mutlak bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, Sang Terang Abadi. Karena kita sudah menerima cinta kasih-Nya melalui karya Yesus di dunia. Selanjutnya anugerah pemberian itu bukan hanya untuk dinikmati sendiri. Namun, setiap kita memiliki kewajiban untuk memancarkan terang dari Sang Terang Abadi, melakukan kebaikan yang didasarkan pada rasa kasih kepada semua orang tak terkecuali.

Nas bacaan hari ini berkata: “Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan, dan keadian dan kebenaran” (Efesus 5:8-9).

Melakukan kebaikan dapat memberikan kesaksian kepada orang-orang sekitar bahwa kita memiliki sesuatu yang “berbeda” dalam hidup kita dan hendaknya kebaikan itu adalah asli yang merupakan buah Roh dan bukan kebaikan palsu.

John Wesley pernah menulis tentang kebaikan sebagai berikut:
“Lakukanlah semua kebaikan yang bisa kaukerjakan, melalui segala cara yang bisa kau tempuh, dalam semua jalan yang bisa kau lewati, di semua tempat yang bisa kau kunjungi, dalam segala waktu yang bisa kaudapatkan, bagi semua orang yang bisa kau jangkau, selamanya selagi kau bisa.

” Maukah kita melakukannya?

-Pdt. Elisabeth Parinsi-

Biarlah terangku semakin bercahaya, kemanapun aku pergi.