Tentang Sanggar Mitra Sabda

Foto saya
PROFIL Sanggar Mitra Sabda adalah sebuah Lembaga Swadaya Gerejawi, Mitra Gereja/ Lembaga bagi pemulihan relasi dengan Allah; dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan lingkungannya.

Jumat, 01 Juni 2012

Resep Awet Muda


Baca: Mazmur 92:13-16
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar (Mazmur 92:15).
Di Jepang , pabrik kosmetik Shisedo, menjual topeng anti penuaan, yang disebut Topeng Jaring Mujarab. Topeng ini bisa dilepas dan bisa ditempel di wajah untuk memperbaiki kulit karena penuaan. Harganya konon dijual sampai ratusan ribu rupiah per biji. Alkitab menawarkan obat yang lebih mujarab dan gratis tanpa topeng. Bagaimana caranya supaya pada masa tua masih berbuah, menjadi gemuk dan segar? Ada peningkatan dan bukan penurunan. Ini resepnya:
Tidak berhenti di tengah jalan, tetapi jalan terus sampai selesai. Jangan memakai kata “merasa” karena belum tentu seperti itu jadinya. Merasa tua, merasa tidak berguna, merasa lelah dan sebagainya. Tuhan menghendaki kita bertunas dan bertumbuh. Selalu ada yang baru dan tidak mati sebelum benar-benar mati.
Milikilah suasana surga di hati. Di tanam di bait Tuhan dan ber­tunas di pelataran Allah, inilah suasana surga. Baik di persekutuan dan di rumah selalu memiliki hidup dekat Tuhan, sukacita, berserah dan berdamai dengan semua keberadaan dan keadaannya. Apa yang didapat dari gereja di bawa pulang untuk dilaksanakan. Silahkan mencoba!
Hidup menjadi berkat bagi banyak orang. Berbuah artinya meng­hasilkan sesuatu. Menjadi gemuk artinya tanda ada damai sejahtera dan segar artinya sehat jasmani dan rohani. Penampilan yang seperti ini siapa yang tidak menyukainya? Orang akan segera bertanya apakah rahasianya? Dengan menjawab pertanyaan itu hidup kita menjadi berkat bagi orang lain dan Tuhan dimuliakan. – Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr.

Pancarkan terang Kristus melalui wajah kita, maka sinar-Nya akan mene-rangi semua orang di sekeliling kita.

Senin, 28 Mei 2012

Iman Sejati Itu Kekal


Baca : Yohanes 6:48-51
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya... (Yohanes 6:51).

“Memakan roti hidup” yang adalah Tuhan Yesus itu, berarti bersedia mempercayai-Nya sebagai Juruselamat. Dan kepada orang yang berbuat seperti itu, Tuhan menjanjikan dengan tegas, bahwa oleh kepercayaannya itu, ia “akan hidup selama-lamanya”. Artinya, ia akan mengalami hidup yang kekal, meski harus mengalami kematian. Kekekalan itu juga mengenai kepercayaan atau iman itu sendi-ri. Hal ini terungkap melalui firman-Nya, “Akulah roti hidup ... barangsiapa percaya kepada-Ku....” (ayat 35). Dengan lebih tegas Tuhan dalam Yohanes 15:16 menyatakan, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”. Dengan kata lain, kepercayaan kita kepada Kristus sebagai Juru­selamat itu lahir, bukan ditentukan oleh kehendak dan kesadaran kita sendiri semata-mata, melainkan karena Dialah yang mengaruniakannya kepada kita. Oleh sebab itu, selama kita mau menerima karunia iman yang menyelamatkan itu dengan penuh sukacita dan ketaatan, Dia pasti juga akan melestarikannya dalam diri dan hidup kita.
Kenyataan ini menjadi sumber keuatan dan penghiburan kita, karena menyadari betapa sulitnya memelihara dan mempertahankan iman dalam hidup yang penuh godaan dan pencobaan ini. Berdasarkan kemauan dan kekuatan sendiri, kita tidak akan mampu bertahan. Tetapi karena Dialah yang menghendaki dan memilih kita, maka Dia jugalah yang pasti akan menguatkan dan memampukan kita. Syaratnya, ada kemauan dan usaha yang sungguh-sungguh dari kita, untuk menerima dan memegangi pilihan-Nya atas kita itu. – Pdt.Em.Sutarno

Memelihara dan mempertahankan iman itu berat. Tetapi karena Dialah yang mengaruniakan iman itu kepada kita, maka Dia jugalah yang pasti akan me­lestarikannya, asal kita mau berusaha mempertahankannya dengan sukacita.