Baca: Mazmur 34:16-20
Apabila orang-orang benar itu
berseru-seru, maka Tuhan mendengar....
Mazmur 34:18
Ada seorang ibu
lanjut usia, orangnya pendiam lagi pemalu, tak banyak bicara, di kalangan
jemaat gereja pun ia kurang dikenal, namanya tak pernah muncul di warta gereja.
Namun, sebagai jemaat biasa yang disebut sebagai “bukan apa-apa,” tidak lalu
berarti ia tidak punya “apa-apa” untuk dibicarakan.
Satu hal yang patut dibicarakan dari ibu tua ini adalah
doanya. Bukan karena doanya indah menawan bak ujaran seorang sastrawan. Karena
doanya ini doa pribadi, mengucapkannya pun dengan suara hampir berbisik, tak berani
ia menyuarakannya di depan umum. Tetapi ia de-ngan tekun menaikkannya, di
sepanjang hari tuanya.
Tentang doanya ini, suatu kali ia
berkisah kepada seseorang yang amat dekat dengannya. Isinya adalah sebuah
permohonan kepada Tuhan, bunyinya kira-kira begini: “Tuhan, berilah aku umur
panjang supaya bisa nyawang (menunggui, melihat) anak-cucuku. Tapi
sekiranya Engkau memberi aku umur panjang, jangan beri aku sakit-sakitan.
Namun, jika Engkau beri juga aku sakit, jangan lama-lama Tuhan, supaya aku
cepat menghadap Engkau. Semua tadi demi tidak terlalu menyusahkan anak-cucu.”
Ibu ini sekarang sudah tinggal
bersama Tuhan dalam keabadian. Ia berpulang dalam usia 90 tahun, setalah
menderita sakit 2-3 hari.
Alangkah indahnya. Doanya sungguh didengar Tuhan. Sebab isi
doa itu adalah prinsip hidup yang dipegangnya: Boleh menjadi tua, tapi
jangan sampai terlalu menyusahkan siapa-siapa. Itulah kerinduannya. Itulah
doanya. Dan, ternyata Tuhan mendengar dan mengabulkannya. —Handoyo
Biarlah aku menjadi tua yang tetap berguna,
bukan
justru selalu menyusahkan siapa-saja.
=================================================