Baca: Amsal 22:1-16
Ganjaran
kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah keka-yaan, kehormatan dan kehidupan
(Amsal 22:4).
Mengapa tak lelah-lelahnya orang tua
mengajarkan hal-hal baik kepada anak-anak mereka? Sejengkel apapun, tetap saja
mereka tak segan-segan mengingatkan anak-anak untuk melakukan hal-hal yang
mereka anggap baik atau tidak melakukan hal-hal yang buruk. Rupanya, orangtua
percaya pada konsekuensi dan tanggung jawab, sebab dan akibat. Pada dasarnya
kita percaya bahwa suatu sikap akan membawa konsekuensi tertentu. Oleh karena
itulah kita cenderung melakukan penataan dalam kehidupan kita dan keluarga kita
dengan harapan-harapan tertentu.
Kitab Amsal 22 ini memang memberikan
nasihat-nasihat yang berkait-an dengan konsekuensi dan tanggung jawab, sebab
dan akibat, misalnya tentang kerendahan hati: “Ganjaran kerendahan hati dan
takut akan Tuhan adalah…” (ayat 4); tentang kecurangan: “Orang yang menabur kecurangan
akan menuai…” (ayat 8), dan sebagainya. Walaupun demikian, kita masih sering
mengkhawatirkan hal-hal lain, yang kadang-kadang di luar jangkauan kita; bahkan
kita sering dibuat tidak dapat tidur nyenyak karena mengkhawatirkannya.
Akhirnya, kita justru menjadi orang-orang yang pesimistis dengan kehidupan dan
masa depan.
Mengapa kita begitu kuatir sementara kita
tahu konsekuensi dari banyak hal? Kadang-kadang kita hanya perlu menjadi
realistis dengan keberadaan kita. Kerendahan hati untuk menerima keberadaan kita sungguh dapat
membantu menyadarkan betapa ternyata kekuatiran kita kadang-kadang berlebihan.
Marilah kita melakukan yang terbaik dan membiarkan Tuhan menyempurnakannya! –Ocky Sundari
“…janganlah
kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada
perkara-perkara yang sederhana…” –Roma 12:16