Tentang Sanggar Mitra Sabda

Foto saya
PROFIL Sanggar Mitra Sabda adalah sebuah Lembaga Swadaya Gerejawi, Mitra Gereja/ Lembaga bagi pemulihan relasi dengan Allah; dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan lingkungannya.

Sabtu, 25 Juni 2011

Doa Kita


Baca: Lukas 22:42
Ya Bapaku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripadaku; tetapi bukanlah kehendak­Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.
Lukas 22:42
Orang beriman sering orientasi doanya masih berpusat pada kepentingan diri, apa-kah itu permohonan rezeki, kecukupan, kesehatan, dijauhkan dari kesukaran dan penderitaan, dan lain sebagainya. Kalau doa syafaat untuk orang lain pun nadanya serupa.
Kita tidak mau melihat di balik suatu pe-ristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, ada rencana agung dari Tuhan, yang Tuhan rencanakan, yang akhirnya untuk kebaik-an kita dan sesama. Kita belajar dari Yuhan Yesus, secara manusia mati di kayu salib merupakan penderitaan yang sangat berat, sehingga dalam doa-Nya Ia minta kepada Bapa supaya “cawan minuman yang pahit” itu tidak Ia alami. Tetapi Tuhan Yesus tidak menolak kalau jalan itu harus Ia tempuh, karena Ia menyadari di balik peristiwa itu ada rencana agung dari Allah Bapa-Nya.
Pada akhirnya Ia menyerahkan kepada kehendak Bapa-Nya. Ia harus menjalani jalan salib, karena hanya melalui jalan itu, keselamatan dan keampunan dosa tersedia bagi bangsa-bangsa di dunia.
Doa kita pun harus bertumbuh, dari berdoa yang berpusat un­tuk kepentingan diri menjadi doa mendengarkan kehendak Bapa di surga. Tidak bereaksi menolak kalau ada peristiwa buruk menimpa kita, melainkan kalau harus kita jalani, kita harus menerimanya, dengan menyadari bahwa pasti Tuhan mempunyai rencana yang agung untuk kebaikan kita dan sesama kita, seperti Kristus pun rela mati di atas kayu salib, suatu penderitaan yang membawa kepada keselamatan. —A. Budipranoto
Doa: Dalam setiap peristiwa yang harus kami alami, betapapun pahitnya, biarlah kami dapat melihat rencana agung Tuhan, sehingga kami bisa mengucapkan kehendak-Mu jadilah, karena kami tahu semuanya untuk keselamatan kami dan orang yang kami kasihi. Amin.

===============================================================
Diambil dari Renungan Harian MUSA, Penerbit: Sanggar Mitra Sabda, Jl. Merdeka Utara I-B/ 10; SALATIGA 50714; Telp/Fax: 0298-325176,  E-mail: mitrasabda@yahoo.co.id


Bilamana ingin berlangganan  Rp 4.000,00 per edisi

Jumat, 24 Juni 2011

Bertumbuh Seutuhnya

Baca: Kolose 2:6-7
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Lukas 2:52
Penyingkiran Yusuf dan Maria dari Yudea ke Mesir untuk menyelamatkan bayi Yesus dari ancaman Raja Herodes memakan wak-tu perjalanan tiga tahun dan menelusuri 1.000 km. Mesir telah menjadi “Kawah Candradimuka” bagi Yesus seperti dalam pe-wayangan ketika Gatotkaca mendapatkan kesaktiannya.
Di Mesir, Yesus diproses untuk bertum-buh seutuhnya dan muncul sebagai Anak Allah yang penuh hikmat dan penuh kuasa disukai Allah dan manusia. Sudahkah kita bertumbuh seutuhnya di dalam iman kita kepada Kristus?
Bertumbuh seutuhnya melalui hikmat Allah. Semakin bertambah dewasa hidup kita seharusnya semakin bertumbuh juga hikmat kita. Semua tergantung apakah kita selalu mendalami firman-Nya sampai mengakar ibarat sebuah pohon yang bertumbuh. Sudahkah cara ber-pikir kita mengandung hikmat Allah di dalamnya?
Bertumbuh seutuhnya mengalami kuasa Allah. Yesus bertambah besar-Nya dalam hal dipenuhi kuasa Allah. Jikalau kita tetap teguh da-lam iman, maka tidak mustahil hal-hal besar akan terjadi dalam hi-dup kita. Jangan cuma menjadi penonton, tapi jadilah pemain yang mengalami sendiri kuasa-Nya.
Bertumbuh seutuhnya sebagai citra Allah. Yesus makin dikasihi Allah dan manusia. Dialah cermin dari citra Allah yang sejati. Ciptakan kehidupan yang seimbang antara yang rohaniah dan jasmaniah sehingga pribadi kita sebagai pengikut Kristus menjadi daya tarik orang lain.
Tuhan sudah melakukan-Nya. Bagaimana dengan kita? —Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr.
Ketika manusia sudah tidak lagi bisa dipercaya sesamanya, jadilah orang yang dapat dipercaya.

===============================================================
Diambil dari Renungan Harian MUSA, Penerbit: Sanggar Mitra Sabda, Jl. Merdeka Utara I-B/ 10; SALATIGA 50714; Telp/Fax: 0298-325176,  E-mail: mitrasabda@yahoo.co.id


Bilamana ingin berlangganan  Rp 4.000,00 per edisi

Kamis, 23 Juni 2011

Bertumbuh Dalam Kasih


Baca: Filipi 4:4-9
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Filipi 4:8
Setiap makhluk hidup bertumbuh. Manu­sia memiliki dua macam pertumbuhan, fisik dan rohani. Bertumbuh merupakan tanda adanya kehidupan yang berlanjut. Bertum­buh secara fisik tidak selalu disertai dengan pertumbuhan rohani. Ada orang yang sudah cukup tua secara fisik, namun belum dewasa dalam iman.
Untuk bertumbuh, seseorang memer­lukan asupan yang baik seperti halnya gizi yang diperlukan tubuh. Rasul Paulus juga mengajak kita bersikap selektif terhadap asupan yang harus diberikan oleh pikiran kita, yaitu kita harus memi-kirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 4:8). Sikap selektif terhadap asupan diperlukan untuk memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus, yang diisi oleh damai sejahtera Allah.
Otak tidak hanya butuh asupan intelektual, melainkan juga butuh asupan spiritual. Perkembangan intelektual perlu diimbangi oleh ke-matangan spiritual. Pikiran yang sehat menghasilkan pikiran yang indah. Itulah yang dipesankan oleh Rasul Paulus kepada kita dalam Filipi 4:8. Hal ini merupakan resep yang manjur bagaimana seharusnya kita bertumbuh secara spiritual, sekaligus kita diarahkan ke arah pertumbu­han itu, yaitu dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Jika kita mampu melakukan hal-hal yang tertulis dalam surat Filipi 4:8 ini, maka Allah yang menjadi sumber damai sejahtera akan menyertai kita. —Prihanto Ngesti Basuki
Selamat bertumbuh dalam Kasih Kristus.

===============================================================
Diambil dari Renungan Harian MUSA, Penerbit: Sanggar Mitra Sabda, Jl. Merdeka Utara I-B/ 10; SALATIGA 50714; Telp/Fax: 0298-325176,  E-mail: mitrasabda@yahoo.co.id


Bilamana ingin berlangganan  Rp 4.000,00 per edisi

Rabu, 22 Juni 2011

Bercermin


Baca: 2 Korintus 3:18
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan....
2 Korintus 3:18
Meskipun tidak lagi muda, saya yakin Anda tetap bercermin setiap hari bukan? Hari ini ketika Anda bercermin, tolong amati dengan lebih saksama wajah Anda yang terpantul dari cermin itu. Apa yang tampak di sana? Seorang tua dengan sisa-sisa kecantikan atau ketampanannya? Atau seseorang yang bahagia atau seseorang yang walaupun belum begitu tua namun tampak uzur? Atau seseorang yang penuh dengan kerutan kekhawatiran dan lelah?
Tentang cermin, Tonne memiliki cerita yang bisa kita ambil hikmahnya. Seorang penduduk California, begitu ceritera Tonne, memiliki dua anak gadis yang beranjak remaja. Yang seorang berparas cantik, sedangkan yang seorang lagi berparas kurang cantik. Si ayah menasihati kedua anak gadisnya demikian: “Ketika kamu bercermin setiap hari, anak-anakku, bagi anakku yang cantik ingatlah selalu agar kamu tidak pernah merendahkan kecantikanmu dengan kebu­rukan perilakumu. Dan bagi kamu anakku yang kurang cantik, ingatlah bahwa kamu bisa menutupi kekurang-elokan parasmu dengan daya tarik kebajikan perilakumu.” Sungguh sebuah nasihat yang bijak bukan?
Bagaimana dengan kita? Barangkali secara fisik kita ini sudah tidak lagi menarik. Rambut sudah ubanan, gigi telah banyak yang tanggal hingga pipi terlihat peyot, wajah kisut, dan berjalan tidak lagi tegap. Tetapi, dalam paras tua kita semoga masih tersimpan sorot mata yang bahagia, penuh rasa syukur, semangat, kelembutan karena kerelaan mengampuni, kehangatan dan kebaikan hati. Wajah yang mencerminkan kemuliaan Allah. —Liana Poedjihastuti
Setiap kali kita bercermin, biarlah itu mengingatkan kita bahwa kita seharusnya mencerminkan kemuliaan Allah, melalui kata dan perbuatan kita.

===============================================================
Diambil dari Renungan Harian MUSA, Penerbit: Sanggar Mitra Sabda, Jl. Merdeka Utara I-B/ 10; SALATIGA 50714; Telp/Fax: 0298-325176,  E-mail: mitrasabda@yahoo.co.id


Bilamana ingin berlangganan  Rp 4.000,00 per edisi