Baca:
Matius 26:1-5
.. dan
mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat
dan untuk membunuh Dia. (Matius
26:4).
Dulu kata “rekayasa“ itu artinya membuat suatu percobaan untuk
menghasilkan sesuatu. Sekarang dimengerti negatif, persis seperti kata “oknum” yang juga dimengerti negatif.
Bagaimana jadinya kalau abdi-abdi Allah: imam-imam
dan tua-tua bangsa Yahudi membuat rekayasa untuk membunuh Yesus, padahal
mereka adalah pemimpin-pemimpin agama? Pernahkah kita membuat rekayasa untuk
meniadakan Yesus dari hidup kita? Bagaimana bentuknya?
Ketika kita merasa
terganggu dengan adanya Yesus. Yesus harus disingkirkan dengan cara membunuh perasaan kita
sendiri. Rasa takut kepada Allah dibunuh, rasa berdosa dibunuh sehingga
melanggar pe-rintah Allah dianggap perbuatan biasa. Apakah Anda sedang
melakukan yang seperti ini?
Hati kita sudah
tidak peka lagi terhadap kehendak Allah. Jabatan imam dan tua-tua biarlah tinggal jabatan, yang penting
kehendak untuk membunuh Yesus harus jalan. Jadi antara penampilan luar dan hati
menjadi tidak sama. Bagaimana mungkin pemimpin agama yang tahu ajaran Allah
akan membunuh seseorang yang dianggap sebagai lawan mereka. Awas! penampilan
kita apakah sudah selaras dengan hati kita?
Manusia bisa
merekayasa, tapi Tuhan memiliki kehendak yang lain. Mereka merekayasa dengan muslihat, tetapi
Yesus justru ditangkap terang-terangan di taman Getsemani. Jangan takut dengan
rekayasa manusia yang mengancam iman kita. Tuhan mempunyai kehendak yang lebih
besar dari rekayasa manusia. –Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr.
Setiap
rencana untuk meniadakan Yesus akan berhadapan dengan rencana- Nya yang di luar
kemampuan untuk kita mengerti.