Baca: Matius 27:3-5
Pada waktu
Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati,
menyesallah ia. (Matius
27:3a)
Menyesal adalah sikap dan
perbuatan yang diambil sebagai akibat dari kesadaran akan kekeliruan atau
kesalahan yang sudah dilakukan. Menyesal dapat pula muncul karena kekecewaan,
sebab menganggap apa yang telah dilakukan itu tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian, menyesal pada dasarnya merupakan sikap dan
perbuatan yang baik. Meskipun demikian, penyesalan ternyata tidak selalu mendatangkan
hal yang baik. Yudas menyesal, karena perbuatannya “menjual” Yesus yang
diketahuinya tidak bersalah, telah menyebabkan Dia dijatuhi hukuman mati.
Tetapi sayang, penyesalan Yudas itu mengakibatkan ia bunuh diri. Dengan
demikian, penyesalannya tidak membuahkan perbuatan yang sifatnya positif melainkan
negatif, sebab tidak diikuti dengan pertobatan, yaitu upaya untuk memperbaiki
diri.
Betapa pentingnya arti pertobatan itu
terungkap dalam firman Tuhan Yesus yang menegaskan bahwa “Akan ada sukacita di
sorga karena satu orang berdosa yang bertobat.” (Lukas 15:7a). Dengan demikian,
penyesalan yang dikehendaki Tuhan ialah penyesalan yang membawa orang ke pertobatan, yaitu mengubah secara
radikal perilaku yang keliru ke arah yang benar, dari ketidak-mauan untuk
menaati Allah ke kerinduan menuruti perintah-perintah-Nya, dari dosa ke kekudusan.
Sebab, pertobatan adalah
jalan keselamatan yang disediakan Tuhan untuk mendapatkan keselamatan. Sedang
Tuhan menghendaki keselamatan orang-orang yang dikasihi-Nya. –Pdt. Em. Sutarno
Penyesalan
tanpa pertobatan tidak akan mendatangkan perubahan ke arah perbaikan