Tentang Sanggar Mitra Sabda

Foto saya
PROFIL Sanggar Mitra Sabda adalah sebuah Lembaga Swadaya Gerejawi, Mitra Gereja/ Lembaga bagi pemulihan relasi dengan Allah; dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan lingkungannya.

Sabtu, 17 Desember 2011

Saat Angkara Murka Berkuasa


Baca: Matius 2:13
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambil­lah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggal­lah di sana sampai Aku ber­firman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia (Matius 2:13).
Tahukan Anda, akibat perang Teluk, sejak 11 September 2001, menewaskan 225 ribu orang dan Amerika mengeluarkan dana sebesar 4,4 trilun Dollar. Jumlah ten­tara yang tewas sebesar 31.741 orang dengan rincian 6000 tentara Amerika, 1200 tentara sekutu, 9900 tentara Irak, 8800 tentara Af­ganistan, 3500 tentara Pakistan dan 2300 tentara swasta Amerika Serikat. Sementara itu jumlah warga sipil yang tewas mencapai 172 ribu orang dengan rincian 125 ribu warga Irak, 12 ribu warga Afganistan dan 35 ribu tentara Pakistan (Penelitian Brown University- Metro TV 2 Juli 2011).
Perang menyisakan derita bagi warga sipil dan siapapun juga yang mencintai kedamaian. Kehidupan bersama terusik oleh senjata dan alat pemusnah, dan menempatkan sesama manusia sebagai musuh yang harus dibinasakan.
Kisah seperti ini bukan hanya terjadi sekarang. Pada masa lalupun pernah terjadi, ketika kecurigaan raja Herodes, si- penguasa, tampil ke muka saat mendengar kabar seorang raja baru telah lahir di kota Betlehem. Ia takut setengah mati ketika kekuasaannya terancam. Maka dikeluarkannya perintah membunuh kanak kanak dibawah usia 2 tahun, di wilayah kekuasaannya. Para ibu yang mempunyai bayi kecil tidak berdaya, pasrah menerima kuasa sewenang- wenang Raja. Tapi Allah melindungi Yesus yang segera diungsikan ke Mesir untuk sementara waktu. Natal bukan saat kedamaian dirayakan di bumi, tetapi ketika wajah si “angkara murka” unjuk muka, mencabik ketenteraman sosial yang selama ini terjaga. –Pdt. Agus Wiyanto

Tugas setiap orang yang mencintai kehidupan dan mendambakan perda­maian untuk menjaga sekuat tenaga, agar tidak ada seorang manusiapun di bumi yang menjadi korban pemusnahan sesama.

Jumat, 16 Desember 2011

Anak Ajaib


Baca: Yesaya 9:1-6
“ Sebab seorang anak telah lahir untuk kita;lambang pemerintahan ada di atas bahunya,dan namanya disebutkan orang……..” (Yesaya 9:5).
Sebuah kisah lucu, Kandar seorang pemuda polos menikah dengan seorang janda. Baru enam hari menikah ternyata janda itu telah melahirkan seorang anak. Kandar senang sekali, kemudian bayi laki-laki itu dibelikan alat-alat tulis dan diletak­kan disamping bayi itu. Kandar yang lugu itu berkata, ”Ini adalah anak ajaib, biasanya sembilan bulan dalam kandungan, tetapi dia cukup enam hari. Pasti sebentar lagi menjadi anak dan bisa masuk sekolah.“ Namanya juga kisah lucu, silakan tertawa.
Yesus, sering disebut Anak ajaib, tapi bukan seperti yang dipikirkan Kandar. Dia benar-benar ajaib karena Yesus yang dinubuatkan Yesaya tidak untuk satu orang atau sekelompok orang tapi untuk kita. Seorang anak telah lahir untuk kita. Seorang putera telah diberikan untuk kita (ayat 5). Jadi untuk semua orang yang mau percaya kepada-Nya. Dia adalah Allah yang turun ke dunia. Allah yang peduli kepada manusia berdosa yang tidak mungkin bisa menebus dosa-dosanya dengan ke­mampuannya sendiri. Untuk kita yang berdosa, Yesus mau mengampuni dan menyelamatkan.
Lambang pemerintahan ada di atas bahunya. Di atas bahu-Nya, Yesus siap menggendong kita yang lemah dan tidak berdaya untuk di­kuatkan seperti seorang ayah yang menggendong anak yang disayanginya. Dia berkuasa karena Dia Allah dan kita dijamin tidak akan kecewa bila mau datang kepada-Nya sekarang. Kemana Anda pergi untuk mencari solusi karena hidup yang berat dan penuh persoalan ini? Kerajaan Allah sudah datang dalam diri Yesus. Datanglah segera kepada-Nya!
–Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr.

Yesus anak ajaib yang paling ajaib karena Dialah Allah yang datang ke dunia dan manusia yang tidak berdosa.

Rabu, 14 Desember 2011

Apa yang Harus Diutamakan


Baca : Roma 14:17-19
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17).
Kalau kita memikirkan atau berbicara mengenai kebahagiaan dan kesejahtera-an hidup, pada umumnya dasar dan kriteria yang kita gunakan sifatnya lahiriah atau fisik-material. Hidup kita bahagia dan sejahtera, kalau kebutuhan keuangan kita selalu tercukupi, bahkan berkelimpahan. Kita merasa bahagia dan sejahtera, kalau kesehatan kita dalam keadaan prima, tidak digerogoti sakit-penyakit yang mendatang­kan penderitaan dan kesengsaraan. Oleh sebab itu, mempercayai bahwa Kerajaan Allah menjadi dasar dan sum­ber kebahagiaan serta kesejahteraan hidup, kita juga lalu cenderung memaknai dan mengharapkan Kerajaan Allah itu akan mengaruniai kita dengan kebahagiaan dan kesejahteraan secara fisik-material belaka. Tidak atau belum dinikmatinya kebahagiaan dan kesejahteraan secara fisik-material, menimbulkan anggapan bahwa Kerajaan Allah tidak hadir dalam hidup kita. Atau lebih buruk lagi, Kerajaan Allah tidak bermanfaat bagi hidup kita.
Namun Rasul Paulus mengingatkan, bahwa anggapan yang seperti itu keliru. Sebab, “Kerajaan Allah itu bukanlah soal makanan dan minum-an”. Dengan kata lain, Paulus menegaskan dan mengajarkan, bahwa Kerajaan Allah pertama-tama tidak bersangkutan dengan hal-hal yang sifatnya fisik-material, seperti masalah makanan dan minum-an, tetapi utamanya berkenaan dengan soal “kebenaran, damai sejahtera dan sukacita” dari Allah. Oleh sebab itu kelirulah kita, kalau kita mengharapkan bahwa Kerajaan Allah bermakna hanya bagi hal-hal yang sifatnya fisik-material saja. –Pdt. Em. Sutarno

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. –Matius 6:33

Selasa, 13 Desember 2011

Merawat Hidup Spiritualitas


Baca: Matius 25:1-13
Semoga Allah damai se­jahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu ter­pelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (1Tesalonika 5:23).

Mercusuar pertama dibangun di pulau Pharos di Mesir kuno. Dikisahkan oleh Tonne bahwa setelah kematian penjaga mercusuar itu, seorang pemuda ditunjuk menggantikannya. Pemuda itu diberi tahu cara merawat lampu mercusuar, dan cara mengisi minyak yang sudah disediakan di belanga-belanga besar. Ia juga diberi tahu bahwa ketika cuaca cerah, pelabuahan tampak aman, tetapi pada waktu badai, dia harus menyalakan lampu dan menjaganya agar tetap menyala sehingga bisa menjadi pembimbing bagi kapal-kapal yang mendekat.
Untuk beberapa waktu lamanya cuaca cerah sehingga pemuda itu tidak perlu bekerja apa-apa. Pemuda itu mulai berteman dengan para nelayan, dan mereka sering meminjam minyak agar tidak perlu kembali ke pelabuhan untuk membeli minyak. Lambat laun cadangan minyak-nya habis.
Pada suatu sore penjaga mercusuar itu mendapat kabar bahwa badai akan datang. Ia segera akan menyalakan lampu. Tapi dia melihat lampu sudah kotor dan kosong. Dia bermaksud mengisinya dengan minyak persediaan di belanga, sayang persediaan minyak sudah habis. Badaipun datang. Kapal-kapal dihempaskannya, hancur berkeping-keping. Kapal-kapal tidak bisa melihat cahaya mercusuar.
Tonne menyimpulkan, kisah ini ibarat seorang Kristen yang gagal merawat hidup kerohaniannya untuk tepat bersih dan dipenuhi dengan rahmat.
Tentu kita tidak mau mengalami peristiwa naas seperti itu bukan? Untuk itu, mari introspeksi diri, selalu waspada, merawat hidup spiritualitas kita dengan rajin membaca firman dan berdoa tiap hari.
–Liana Poedjihastuti

… Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. – Wahyu 3:3