Baca: Matius 2:13
Setelah
orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam
mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke
Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan
mencari Anak itu untuk membunuh Dia (Matius 2:13).
Tahukan Anda, akibat
perang Teluk, sejak 11 September 2001, menewaskan 225 ribu orang dan Amerika
mengeluarkan dana sebesar 4,4 trilun Dollar. Jumlah tentara yang tewas sebesar
31.741 orang dengan rincian 6000 tentara Amerika, 1200 tentara sekutu, 9900
tentara Irak, 8800 tentara Afganistan, 3500 tentara Pakistan dan 2300 tentara
swasta Amerika Serikat. Sementara itu jumlah warga sipil yang tewas mencapai
172 ribu orang dengan rincian 125 ribu warga Irak, 12 ribu warga Afganistan dan
35 ribu tentara Pakistan (Penelitian Brown University- Metro TV 2 Juli 2011).
Perang menyisakan derita bagi warga sipil dan
siapapun juga yang mencintai kedamaian. Kehidupan bersama terusik oleh senjata
dan alat pemusnah, dan menempatkan sesama manusia sebagai musuh yang harus
dibinasakan.
Kisah seperti ini bukan hanya terjadi
sekarang. Pada masa lalupun pernah terjadi, ketika kecurigaan raja Herodes, si-
penguasa, tampil ke muka saat mendengar kabar seorang raja baru telah lahir di
kota Betlehem. Ia takut setengah mati ketika kekuasaannya terancam. Maka
dikeluarkannya perintah membunuh kanak kanak dibawah usia 2 tahun, di wilayah
kekuasaannya. Para ibu yang mempunyai bayi kecil tidak berdaya, pasrah menerima
kuasa sewenang- wenang Raja. Tapi Allah melindungi Yesus yang segera diungsikan
ke Mesir untuk sementara waktu. Natal bukan saat kedamaian dirayakan di bumi,
tetapi ketika wajah si “angkara murka” unjuk muka, mencabik ketenteraman sosial
yang selama ini terjaga. –Pdt. Agus Wiyanto
Tugas setiap orang yang mencintai
kehidupan dan mendambakan perdamaian untuk menjaga sekuat tenaga, agar tidak
ada seorang manusiapun di bumi yang menjadi korban pemusnahan sesama.