Tentang Sanggar Mitra Sabda

Foto saya
PROFIL Sanggar Mitra Sabda adalah sebuah Lembaga Swadaya Gerejawi, Mitra Gereja/ Lembaga bagi pemulihan relasi dengan Allah; dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan lingkungannya.

Selasa, 17 September 2013

Renungan Selasa, 17 September 2013

Tetaplah Menjadi Terang

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi
(Matius 5:14).

Baca: Matius 5:14

Seorang anak perempuan kecil sedang berjalan-jalan dengan kakeknya. Mereka tiba di depan sebuah rumah yang halamannya penuh dengan bunga mawar. Sambil menarik nafas dalam-dalam anak kecil itu berkata, “Kek, alangkah indahnya bunga mawar itu, harum lagi. Dapatkah kakek mencium wanginya?”

Belum sempat sang kakek menjawab, terdengar suara, “Ambillah sebanyak yang kau inginkan, Nak”. Ternyata itu adalah suara pemilik rumah, seorang nenek tua yang sedang duduk di beranda.

Kakek dan cucunya masing-masing memetik satu tangkai mawar merah dan mengucapkan terima kasih kepada nenek tua itu sembari memuji keindahan bunga mawarnya. Kata nenek itu, “Aku menanam bunga-bunga ini untuk membuat orang lain senang. Aku sendiri tidak bisa melihat bunga-bunga itu lagi karena sudah beberapa tahun ini penglihatanku hilang karena penyakit yang kuderita”.
Betapa mulia hati si nenek. Dia masih memikirkan orang lain.

Pada umumnya, orang yang tidak memiliki sesuatu, menginginkan orang lain juga tidak boleh memilikinya. Tidak demikian dengan si nenek.Meski dirinya tidak lagi bisa menikmati keindahan bunga mawar, dia tidak mencegah orang lain untuk melihatnya. Dia malah sengaja menanam mawar itu untuk dinikmati orang lain. Meski nenek itu buta, tidak bisa melihat terang, tetapi yang istimewa adalah dia malah bisa menjadi terang, menyinarkan kebaikan.

Saat ini mungkin kita juga memiliki keterbatasan (fisik, keuangan, dll). Janganlah kiranya itu menghalangi kita untuk berbuat kebaikan bagi sesama.

-Liana Poedjihastuti-

Keterbatasan kita justru bisa mendorong kita untuk menjadi terang yang memancarkan kasih kita kepada sesama agar nama Tuhan semakin dimuliakan.

Senin, 16 September 2013

Renungan Senin, 16 September 2013

Disukai Banyak Orang


… mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan
(Kisah Para Rasul 2:47).

Baca: Kisah Para Rasul 2:44-47


Tuhan Yesus menyatakan bahwa menjadi pengikut-Nya membawa konsekuensi penderitaan dan penganiayaan, karena dibenci dunia (Matius 10:16-22).
Oleh sebab itu, apa yang dialami oleh para pengikut Kristus sebagaimana dinyatakan dalam Kisah Para Rasul 2:44-47 memberikan dimensi lain yang perlu kita perhatikan dan syukuri.

Dalam perikop itu ditegaskan bahwa orang-orang yang telah menjadi percaya kepada Kristus “disukai semua orang”, sehingga tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan diselamatkan (ayat 47).

Mengapa mereka tidak dibenci, melainkan “disukai” semua orang?
Kenyataan itu selanjutnya membuat orang-orang yang menjadi percaya kepada Kristus bertambah. Secara jelas dan tegas Kisah Para Rasul juga mengungkapkan penyebabnya, yaitu para pengikut Yesus itu bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam melaksanakan persekutuan dan kekompakan persaudaraan, dalam ketekunan berkumpul dan beribadah bersama, serta dalam berbagi kepemilikan dari kesukaan (ayat 42-46).

Dengan kata lain, mereka melaksanakan apa yang menjadi ajaran dan tuntutan Kristus, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama dengan sungguh-sungguh dan konsekuen.

Dari kesaksian Kisah Para Rasul pasal 2 tersebut kita perlu merenungkan, bahwa kebencian dunia terhadap kita, pengikut Kristus, jangan-jangan bukan karena kita setia menjalankan perintah-Nya, melainkan justru karena perbuatan dan perilaku kita, yang tidak benar dan tidak baik, karena menyimpang dari ketentuan hukum umumnya, maupun kehendak-Nya!

-Pdt. Em. Sutarno-

Berbahagialah kamu, jika kamu dianiaya karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
–1 Petrus 4:14,15