Baca : Yesaya 49 : 14-17
“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya,
sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia
melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.”
(Yesaya 49 : 15).
Tha Sophat, balita 20 bulan ini tinggal di Siem Riep,
Kamboja, ia ditinggal ibunya karena bekerja di Thailand. Sejak itu balita ini
punya kebiasaan unik yaitu suka menyusu pada sapi secara langsung di kandang
setiap hari. Ibunya rela meninggalkan anak balitanya karena terpaksa bekerja
untuk membayar hutang setelah rumahnya hancur disapu badai.
Kisah pilu ini mengingatkan kita pada ayat
Firman Tuhan bahwa bisa terjadi seorang Ibu melupakan bayinya. Allah membuat
pernyataan ini untuk membandingkan diri-Nya yang tidak sekali-kali akan
meninggalkan umat-Nya.
Allah bukanlah
manusia yang bisa berubah dan bisa membuat seribu kemungkinan. Allah adalah Allah yang sekali menyatakan
me-ngasihi manusia, selamanya Ia tetap mengasihi kita. Orang percaya tidak akan
terlantar seperti anak balita itu yang harus mencari susu lain dari seekor sapi
betina. Allah tidak pernah pergi jauh dan tega meninggalkan kita. Apakah Anda
percaya akan hal ini ?
Bukti dari kasih-Nya yang tidak berubah ialah
Allah berjanji akan
melukis kita di telapak tangan-Nya. Bila tidak ada kertas untuk mencatat, kita punya cara untuk
mencatat apa yang kita dengar di telapak tangan kita. Itulah tindakan mengingat agar tidak segera melupakannya. Allah melakukan
yang sama tetapi bukan karena tidak ada kertas, melainkan karena Ia sangat
mengasihi kita dengan terus mengingatnya. Berbahagialah karena masih diingat
dan dikasihi Allah.
–Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr.
Ketika kita merasa sudah tidak ada
kasih di dunia ini, kita harus segera percaya bahwa masih ada kasih Allah yang
tidak berubah.