Baca: Efesus 4:17-32
...supaya kamu dibarui di dalam
roh dan pikiranmu....
Efesus 4:23
Selama
bertahun-tahun seorang petani terpaksa membajak di sekeliling sebuah batu
besar yang ada di tengah sawahnya. Suatu hari petani ini memutuskan untuk
melakukan sesuatu. Ia mengambil sebuah linggis dan menancapkannya ke dasar
batu itu. Ia sangat terkejut karena ternyata batu itu hanya mempunyai ketebalan
tiga puluh sentimeter dan dapat dihancurkan dengan mudah. Ia tersenyum dan lega
sebab selama bertahun-tahun ia mengalami kesulitan karena adanya batu itu.
Seharusnya, betapa mudahnya ia
dapat menyingkirkan batu itu,
kalau ia segera mengubah pikirannya dan mencari cara lain mengatasinya.
Mengapa kita
sulit menjadi berkat bagi orang lain? Mengapa hidup kita seolah kehilangan
makna? Mengapa banyak ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan terjadi dalam hidup
kita? Mungkin kita perlu mengubah pola pikir dan cara hidup kita yang selama
ini begitu dikuasai oleh pikir-an yang menyesatkan yang kemudian tanpa kita
sadari terekspresi dalam sikap hidup kita.
Paulus
menggunakan istilah “manusia lama” dengan pikiran dan pe-ngertiannya yang
gelap, telah mematikan kemampuan manusia untuk menjadi berarti dan bermakna. Kita
harus mengambil keputusan untuk mengubah pikiran dan hati yang berpusat pada
hal-hal yang menyesatkan dan mengarahkannya pada Kristus (ayat 20-22). Cara
demikian akan menjadikan kita sebagai “manusia baru” yang memiliki pikiran dan
hati Kristus dan memampukan kita untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
mendatangkan kebaikan dan membangun kehidupan orang lain (ayat 28-32). —Pdt.
Meyske S. Tungka.
Rintangan terbesar untuk bertumbuh dan
berbuah di dalam iman adalah keengganan untuk mengubah pikiran dan cara hidup
yang sia-sia.
=================================================