Tentang Sanggar Mitra Sabda

Foto saya
PROFIL Sanggar Mitra Sabda adalah sebuah Lembaga Swadaya Gerejawi, Mitra Gereja/ Lembaga bagi pemulihan relasi dengan Allah; dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan lingkungannya.

Selasa, 22 November 2011

Berdamai dengan Diri Sendiri


Baca: Mazmur 8
Jika aku melihat langit- Mu, … apakah manusia, sehingga Engkau meng-ingatnya?... Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya de-ngan kemuliaan dan hormat
(Mazmur 8:4-6).
Ibu tua yang sedang tergolek sakit itu mulai mengatakan hal-hal negatif ten­tang dirinya, di samping kekhawatirannya. Awalnya, ia mengungkapkan rasa kha­watirnya dengan bertanya apakah ia dapat sembuh. Belakangan ia mulai ‘mereka-reka’ beberapa gagasan baru tentang dirinya. ”Aku malu tidak bisa bergerak leluasa, se­dangkan tetangga yang lebih tua itu masih dapat beraktivitas seperti biasa”, “Aku hanya merepotkan orang lain”, “Sungguh, aku tak berguna lagi”, “Apakah orang-orang itu datang menengokku hanya untuk menyaksikan betapa buruk keadaanku?” “Buat apa aku tetap hidup?” Dan pernyataan-pernyataan serupa lainnya.
Salah satu tantangan baru di usia kita adalah sakit-penyakit. Tetapi tidak seharusnya hal itu membuat kita ‘kehilangan diri kita’. Penerimaan akan keadaan yang berubah disertai semangat akan mendamaikan kita dengan diri sendiri. Carol A. Morrow mengatakan, “Engkau mungkin diuji dengan rasa sedih dan rasa sakit atau penyakit. Namun, engkau bukanlah penyakitmu. Ingatlah, engkau adalah ciptaan Tuhan, yang tertantang oleh ketidaksempurnaan, tetapi dengan suatu semangat yang tidak terkalahkan.”
Dengan berdamai dengan diri sendiri, kita dapat lebih berguna bagi orang lain dan memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh. Hari ini kita diingatkan, “… Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindah­kannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (ayat 5-6).
– Ocky Sundari

“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya..? Sekalipun dia melu­pakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” –Yesaya 49:15

Senin, 21 November 2011

Nenek dan Tongkat


Baca: Mazmur 119:97 – 104
Betapa kucintai Taurat- Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari
(Mazmur 119:97).
Pada sebuah kesempatan acara rekreasi, serombongan lansia naik sebuah bis. Nenek Sita membawa sebuah tongkat. Te­man teman dalam bis menertawakannya, tapi nenek Sita hanya tersenyum. Sampai di tempat tujuan semua lansia turun dari bis dan mulai berjalan menuju lokasi. Ternyata perjalanan cukup jauh dan sedikit mendaki. Di tengah perjalanan itu nenek Sita berhenti sejenak lalu membuka tongkatnya menjadi sebuah kursi, kemudian dia duduk. Teman-teman yang tadi menertawakan mulai melirik kursi yang diduduki nenek Sita.
Nenek Sita menjelaskan keberadaannya yang sudah lanjut usia, daripada merepotkan orang lain lebih baik membawa tongkat sendiri yang ternyata bisa menjadi kursi untuk istirahat sejenak. Beberapa te­man mulai menyerang orang-orang yang tadi menertawakan nenek Sita sehingga terjadi sedikit keributan yang mengarah kepada pertengkaran. Tetapi nenek Sita segera melerai adu omong tersebut dengan menenter­amkan semua pihak. Katanya: “Jika kita mau merenungkan Firman Tuhan setiap hari, maka Firman Tuhan selalu membawa hal yang manis dalam hidup ini, sukacita, perdamaian, kasih, kebaikan, dan lain sebagainya. Jadi, mari kita merenungkan firman Tuhan dan taat melakukannya.” Lalu ia bangun dari kursi tongkatnya dan meng-izinkan teman-temannya secara bergantian duduk dan istirahat sejenak sebelum sampai ke lokasi. Mereka yang telah istirahat bersemangat lagi meneruskan perjalanan dan tiba di lokasi dengan sukacita.
Jadilah pembawa damai dan kemanisan hidup. Tuhan memberkati.
–Pdt. Lanny Sri Maryani

Jika firman Tuhan menjadi hal yang manis untuk dinikmati dalam hati, maka kehidupan akan dirasakan manis oleh sekitarnya.