Baca:
Mazmur 103:1-22
Pujilah Tuhan, hai jiwaku dan janganlah
lupakan segala kebaikan-Nya.
Mazmur
103:2
Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan dalam
hidupnya. Walaupun banyak orang gagal mengelola kesulitan karena menganggap
kesulitan adalah kekurangberuntungan dalam kehidupannya, tetapi ada juga yang
mampu mengelola kesulitan tersebut. Akibatnya, dia memandang kesu-litan adalah
berkat dari Tuhan agar dia dapat makin dewasa dalam imannya.
Dalam kisah lima roti dan dua ikan, mu-rid-murid Yesus
kebingungan, ketika mereka diperintah Yesus “kamu harus memberi mereka makan”
kepada orang-orang yang berkumpul yang jumlahnya begitu banyak. Dikumpulkannya
makanan yang dibawa, dan didapati lima roti dan dua ikan. Kemudian mereka
menyerahkan lima roti dan dua ikan itu kepada Yesus. Kebingungan itu menjadi
hilang, ketika Yesus memberkati lima roti dan dua ikan tersebut sehingga dapat
memberi makan lima ribu orang, bahkan masih tersisa dua belas keranjang (Markus
6:30-44).
Murid-murid Yesus berhasil mengelola kesulitan dengan
mempercayai Tuhan Yesus. Mereka belajar bahwa kesulitan dapat menjadi sarana
pertumbuhan iman. Karenanya mereka dapat bersyukur kepada Tuhan di
tengah-tengah kesulitan, mereka dapat menghitung berkat Tuhan di te-ngah
persoalan yang mereka hadapi. Akibatnya berkat Tuhan melimpah, dan berkat itu
dapat terbagi kepada sesama dan sekelilingnya.
Bagaimana dengan kita, apakah
kita telah berhasil mengelola kesulitan-kesulitan kita sambil
terus menghitung berkat-berkat Tuhan di tengah kesulitan-kesulitan kita? —Pramudya.
Tuhan adalah
Gembalaku.