Baca: Ibrani 12:5-8
Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan
Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Ibrani 12:6
Berapa banyak anak-anak yang
disakiti hatinya oleh orangtuanya sendiri: dihajar, dipukul, cacat seumur hidup
bahkan sampai pada kematiannya. Ada orangtua menghajar karena cinta, ada yang
menghajar karena pelampiasan kemarahan karena anak itu sebenarnya tidak
dikehendaki lahir.
Beda dengan cara Tuhan menghajar anak-anak-Nya.
Tindakan Tuhan mengan-dung edukasi demi masa depan anak-anak Tuhan itu sendiri.
Dihajar karena cinta-Nya, bagaimana bila hal itu terjadi pada kita?
Pendidikan Tuhan
memang keras, tetapi sangat berfaedah. Keras beda dengan kejam.
Keras mengarah pada kedisiplinan hidup. Jangan menganggap enteng didikan Tuhan,
cobalah periksa diri sendiri kenapa sampai Tuhan mengizinkan yang tidak enak
terjadi dalam hidup kita. Terimalah hajaran Tuhan itu dan hiduplah lebih
beriman kepada-Nya.
Dikasihi
Tuhan tidak selamanya hanya menerima yang baik. Tuhan
mengasihi melalui berkat-berkat-Nya, tetapi juga melalui pen-deritaan dan ujian
hidup. Dari cara-cara Tuhan itu akan muncul orang-orang yang bertobat atau
sebaliknya orang-orang yang makin jauh dari Tuhan. Belajarlah berkata seperti
Ayub: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau
menerima yang buruk? (Ayub 2:10).
Seberat
apa pun hajaran Tuhan, kita tetaplah anak-Nya. Pengakuan
sebagai anak oleh Tuhan membuat kita bahagia karena tindakan-Nya yang keras
tidak akan membinasakan kita. Bagi Dia, semakin kita dihajar berarti semakin
didekatkan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Hanya ada satu pilihan di
antara: Mau marah atau mau bertobat? —Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr.
Dalam pendidikan Tuhan hanya ada satu
tujuan, yaitu pembaruan
karakter agar semakin sempurna seperti
Bapa di surga.