Baca: Amsal 17:22
Hati yang gembira membuat muka
berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
Amsal 15:13
“Mau berbuat baik saja susah.” Suatu kalimat
yang menggambarkan keputusasaan se-seorang. Tampaknya hanya kalimat yang
sederhana, tetapi jika dirasakan dampaknya sungguh luar biasa. Bagaimana tidak,
orang yang mau berbuat baik saja mengalami kesulitan. Lalu apa yang harus
diperbuat?
Amsal 15:13 dan Amsal 17:22 mengingatkan
kita untuk tidak berputus asa melainkan untuk bergembira sebab kegembiraan
mampu membuat kita bangkit melawan keterpurukan. Sebaliknya kekesalan dan
semangat yang mengendur dapat membuat kita menjadi tak berdaya dan akhirnya
terkapar.
Keberadaan kita
di tengah-tengah lingkungan kita adalah untuk menjadi motivator dan inspirator
bagi orang lain. Bagaimana bisa kita memotivasi orang lain kalau diri kita
sendiri terpuruk, dan bagaimana mungkin kita menjadi inspirator bagi lingkungan
kita kalau kualitas hidup kita digerogoti oleh keputusasaan.
Kita masih punya
tugas yang telah Tuhan percayakan kepada kita untuk menjadi garam dan terang
bagi lingkungan kita. Jika kita tidak mampu merealisasikan hal itu hanya karena
kita selalu dirundung keputusasaan, maka berarti kita menyia-siakan kepercayaan
yang Tuhan berikan kepada kita. Oleh karena itu sekaranglah saatnya bagi
kita untuk bangkit, membuat diri bersukacita, agar kita mampu untuk berbuah
yang dapat dinikmati dan dirasakan oleh orang di sekitar kita. Dengan berbuah
lebat dan dapat dinikmati oleh orang di sekitar kita berarti kita telah
menghargai kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita. —Darmanto.
Pada akhirnya sekali lagi “...bergembiralah
karena Tuhan;
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan
hatimu.” —Mazmur 37:4
=================================================