Tentang Sanggar Mitra Sabda

Foto saya
PROFIL Sanggar Mitra Sabda adalah sebuah Lembaga Swadaya Gerejawi, Mitra Gereja/ Lembaga bagi pemulihan relasi dengan Allah; dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan lingkungannya.

Sabtu, 14 Januari 2012

Selalu Bersyukur


Baca: Mazmur 136:26
Bersyukurlah kepada Allah semesta langit! Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya (Mazmur 136:26).
Selalu bersyukur adalah slogan dan sem­boyan orang-orang beriman. Namun, selalu bersyukur apakah mudah? Bukan­nya bersyukur, tapi terus mengeluh yang biasanya terjadi.
Mengapa kita, orang beriman, sulit un­tuk bersyukur? Jawabannya adalah karena kita sebagai manusia, tidak pernah merasa puas, selalu merasa kurang. Jika kenyataan­nya seperti itu, apakah memang benar di dalam kehidupan ini sama sekali tidak ada yang dapat menjadi dasar bagi kita untuk selalu bersyukur di dalam segala hal? Mungkin karena selama ini kita cenderung hanya mensyukuri hal-hal yang membuat kita bahagia me­lalui hal-hal besar atau spektakuler. Sementara banyak ”berkat-berkat kecil” yang terlewatkan begitu saja, karena kita menganggapnya sebagai yang seharusnya terjadi.
Mari kita renungkan, kita bisa bangun tidur di pagi hari, kemudian dapat mengawali hari dengan badan yang segar dan matahari dengan setia terbit tiap pagi. Bayangkan seandainya pagi tidak datang, matahari ngambek tidak mau bersinar, kita bangun dengan badan yang loyo dan sakit.
Maka dari itulah mari mulai saat ini, kita bersyukur kepada Tuhan atas segala hal, yang sepertinya “sepele” sekalipun, atas udara, matahari, kesehatan, dan organ-organ tubuh kita yang bekerja dengan baik tanpa kita perintah.
Dengan bersyukur kita bisa menyadari bahwa sungguh, kasih Allah begitu besar kepada kita. Oleh sebab itu, mari bersama-sama dengan Pemazmur, kita dengungkan lagi slogan dan semboyan kita sebagai orang-orang beriman, yaitu selalu besyukur. –Pdt. David Nugrahaning Widi

Dengan selalu bersyukur, kita tidak membuang-buang energi lagi untuk se­lalu mengeluh dan bersungut-sungut.

Jumat, 13 Januari 2012

Bagi Yang Letih Lesu

Baca: 2 Raja-Raja 19:1-20
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28).
Seperti hari-hari kemarin, hari ini pun pak Sastro bangun pagi dengan rasa letih lesu. “Apa bedanya hari ini dengan hari-hari yang lalu,” batinnya. Hari ini adalah hari pertama di tahun 2012. Banyak orang mengelu-elukan datangnya hari pertama di tahun yang baru. “Apakah kalau tahun yang baru datang masalah akan ikut hilang ber­sama dengan berakhirnya tahun yang lalu? Jangan-jangan masalahnya juga ikut baru, atau masalah semakin bertambah,” pikir pak Sastro dengan nada pesimis.
Permasalahan yang dialaminya begitu berat. Belum genap seratus hari ia kehilangan isteri yang amat dicintainya. Akhir tahun ini dia pensiun, sementara dua orang anaknya belum ada yang “mentas” (mandiri). Bisa dimengerti jika pak Sastro tidak antusias menyongsong pergantian tahun. Dia gamang memasuki tahun yang baru.
Pagi itu ketika saat teduh, ia menemukan Matius 11:28. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu…” Seketika hatinya bagai diguyur air dingin, terasa sejuk. Memang firman Tuhan bak air yang menyejukkan. Pagi itu ia membawa semua kekhawatiran dan masalahnya dalam doanya.
Raja Hizkia juga datang kepada Allah ketika mendapat surat peng­hinaan dan ancaman dari Sanherib, raja Asyur (ayat 14-16). Ketika kita dalam pergumulan, berbeban berat, jangan malu, jangan ragu, marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (Ibrani 4:16). –Liana Poedjihastuti

Adakah berat beban hidupmu? Sampaikanlah kepada Tuhanmu; gundah dan gelisahkah hatimu? Sampaikan tanpa jemu.
–Nyanyikanlah Kidung Baru no. 137

Kamis, 12 Januari 2012

Oleh Kasih Karunia-Nya


Baca: Galatia 1:11-24
Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku se­jak kandungan ibuku dan memanggil aku
oleh kasih karunia- Nya, berkenan me­nyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku
memberitakan Dia... (Galatia 1:15-16).
Saulus di masa awal perkembangan kekristenan telah memposisikan diri sebagai lawan yang dengan gencar dan ke­jam menghancurkan jemaat-jemaat Tuhan. Tetapi anehnya, Kristus berkenan memakai Saulus menjadi alat-Nya yang begitu ber­pengaruh. Kerangka berpikir dan sistem kepercayaan Saulus dapat berubah secara total untuk mengasihi dan melayani Kristus. Padahal sebelumnya Saulus dianggap telah mengalami kemajuan rohani dalam agama Yahudi. Jadi mustahillah bila Saulus dapat berubah pendirian dengan begitu cepat dan radikal menjadi seorang saksi bagi Kristus. Apa yang mustahil menjadi suatu kemungkinan bukan karena Saulus telah diubahkan oleh perbuatan manusia. Saulus berubah bukan karena hasil khotbah atau pengajaran para rasul yang lain. Dasar perubahan hidup rasul Paulus ditentukan oleh kasih-karunia dan pemilihan Kristus.
Saulus dipilih karena kasih-karunia Allah adalah agar dia dapat men­jadi penyalur kasih-karunia dan keselamatan Kristus bagi bangsa-bangsa. Sebab apabila Saulus dipilih Allah karena amal-ibadah dan kesalehannya, maka dia akan memberitakan keselamatan Allah yang harus dicapai manusia dengan perbuatan baiknya. Apabila keselamatan Allah dapat dicapai melalui perbuatan baik atau keagamaan seseorang, maka karya penebusan Kristus menjadi tidak berarti.
Dengan pemahaman seperti di atas, kitapun boleh belajar dari penga-laman Rasul Paulus bahwa bila kita boleh hidup sampai hari ini, memasuki tahun baru 2012 ini, hanya karena kasih karunia-Nya. –Pdt. Ifer Fr. Sirima

Doa: Ya Bapa, terima kasih kalau kami boleh hidup hanya oleh kasih karunia- Mu. Jangan Kaubiarkan kami menjadi takabur, agar kami terus mau menjadi alat yang kecil di tangan-Mu menyampaikan kabar baik bagi sekeliling kami. Amin.

Rabu, 11 Januari 2012

Jas Merah


Baca: Mazmur 77:12-15
Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban–Mu dari zaman purbakala (Mazmur 77:12).
Jas Merah adalah singkatan Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Itulah salah satu judul pidato Bung Karno. CEO Kali­bata City baru saja menyerahkan satu unit apartemen di Kalibata City kepada Bapak Ilyas Karim (84 tahun), salah satu saksi sejarah dan pengibar bendera pusaka tanggal 17 Agustus 1945 yang masih hidup. Semula mantan pejuang ini tinggal di pinggir rel kereta api di Kalibata, JakSel.
Mengingat perbuatan- perbuatan masa lalu bagi sebagian orang dianggap mem­buang waktu. Tapi bagi orang yang mau menelusuri sejarah, hal tersebut besar sekali gunanya. Pemazmur mengalami sendiri bagaimana meng­hadapi pergumulan hidupnya sampai akhirnya ia menemukan Tuhan dengan cara menelusuri kembali masa lalunya.
Masa lalu bukan untuk dilupakan tapi dipakai sebagai pelajaran berharga. Manusia mudah terjebak pada apa yang dialaminya kini tanpa mau melihat kembali apa yang Tuhan sudah lakukan di masa lalu. Tahun 2011 sudah kita tinggalkan, tapi adakah kita mencatat perbuatan-perbuat-an Tuhan yang luar biasa yang pernah kita alami? Berkat, pertolongan Tuhan, masalah yang berat tapi toh akhirnya selesai juga?
Merenungkan karya Tuhan akan membuat kita senantiasa maju bersama-Nya. Ketika kita terjebak pada kebosanan atau rutinitas hidup, coba renungkan kembali perbuatan-perbuatan Allah yang besar dalam hidup Anda. Kita masuki tahun 2012 dengan percaya bahwa Allah sedang membuka lembaran baru di tahun ini untuk kita seperti yang pernah dilakukan-Nya, ”Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban… “ (ayat 15). –Pdt. Em. Andreas Gunawan Pr.

Melupakan karya Tuhan di masa lalu sama dengan memutus sejarah kea-jaiban Allah yang masih terus berlangsung.

Selasa, 10 Januari 2012

Aku Tidak Takut


Baca: Mazmur 23:1-6
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku...(Mazmur 23:4).
Dalam usia yang semakin bertambah dan kondisi kehidupan semakin menurun dalam banyak hal, maka ketika kita memikirkan masa depan, yang biasanya muncul dan mengemuka ialah kekuatiran. Apalagi usia tua itu sering membuat kita lalu cenderung menjadi mudah bingung dan kurang percaya diri, bahkan untuk hal-hal yang kecil sekalipun. Misalnya kita harus pergi ke suatu tempat yang belum pernah atau sudah lama sekali tidak kita kunjungi. Kita lalu menjadi begitu kuatir mengenai bagaimana kita akan dapat sampai ke sana dengan aman dan lancar, tanpa mengalami kesulitan atau harus tersesat? Kalau kita memakai kendaraan sendiri, di mana akan memarkir atau menyimpannya di sana? Dan berbagai thethek-bengek lainnya, yang sebenarnya tidak perlu merisaukan kita, apalagi sampai membuat sulit tidur!
Raja Daud adalah orang yang dalam hidupnya selain penuh kemuliaan juga sarat dengan kesulitan, kesengsaraan dan penderitaan. Namun dia dapat bersaksi dengan indahnya melalui mazmur-mazmurnya tentang Tuhan yang menjadi Gembalanya yang tepercaya, dalam keadaan hidup yang bagaimanapun. “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku”, “Ia menyegarkan jiwaku”, “Ia menuntun aku”. Karena sudah terbukti dalam seluruh hidupnya, maka Daud dapat dengan penuh keyakinan bersaksi, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya”, sebab ia yakin seyakin-yakinnya bahwa Tuhan menyertainya. Dan kalau Dia menyertainya, segala sesuatu pasti akan baik-baik saja baginya. –Pdt. Em. Sutarno

Doa : Tuhan ampuni kami, kalau oleh kekurang-imanan kami, kami masih menguatirkan banyak sekali hal dalam hidup kami. Amin