Baca: Galatia 6:2
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!
Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Galatia 6:2
Persaingan melawan orang lain akan
meng-uras emosi dan tenaga, bahkan pada akhirnya akan menghasilkan setumpuk
kekecewaan pada diri sendiri. Dalam persaingan, ketika kita menang dan orang
lain kalah, kita bahagia, tetapi hanya sesaat, sifatnya tidak langgeng. Pesaing
kita selalu menjadi an-caman, dan menanti saat yang tepat untuk dapat
mengalahkan kita. Dapat disimpulkan bahwa persaingan melawan orang lain selalu
berakhir dengan kepedihan mendalam. Kalau begitu mengapa tidak
diganti dengan
persaingan yang positif? Kita berlomba bukan untuk
menjatuhkan orang lain, tetapi untuk kebaikan orang lain. Itu
adalah pandangan yang sangat Kristiani, seperti dikatakan Paulus dalam Galatia
6:2.
Berusahalah untuk berbuat baik
kepada orang lain yang mampu kita jangkau. Hukum resonansi mengatakan bahwa
orang yang sudah merasakan kebaikan, akan membalas dengan kebaikan juga. Jadi,
suasana yang ada bukan kompetisi untuk mengalahkan yang lain, tetapi untuk
mengangkat orang lain. Usaha yang lebih mulia bukan, apalagi kalau didasari
dengan prinsip orang yang lemah layak kita bantu, harus kita angkat agar tidak
tenggelam?
Jikalau kita sudah melakukan hal
ini, kita akan disebut sebagai orang yang bijak. Tetapi ini belum cukup, kita
masih perlu bersaing melawan diri sendiri, agar terus termotivasi: prestasi
hari ini jangan kalah dengan prestasi hari kemarin. Ini pun belum cukup, kita
perlu bersaing untuk menjadi citra Allah yang baik di dunia dalam profesi kita
masing-masing. Selamat mencoba. —Pdt. Agus Wiyanto.
Anda dan saya ditugaskan di bumi, untuk
melakukan sesuatu
secara produktif dan maksimal demi
kemuliaan nama-Nya.